Sekaa Gong Jong Kumara SMPN 2 Mengwi sebagai duta Kabupaten Badung, tampil memukau pada Parade Gong Kebyar Anak-Anak, PKB Bali ke-40, Rabu (4/7) malam lalu di Ardha Candra, Art Center, Denpasar. Salah satu garapan apik yang ditampilkan yakni Fragmentari dengan judul "Nandakarana". Penampilan Jong Kumara SMPN 2 Mengwi mendapat apresiasi dan dukungan Pemkab Badung dengan hadirnya Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta bersama Wabup. I Ketut Suiasa, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa serta Kabag Humas Putu Ngurah Thomas Yuniarta, menonton langsung penampilan anak-anak Jong Kumara. 
       Dalam Fragmentari Nandakarana, dikisahkan Sambada sebagai kepala para anjing yang memiliki pengaruh besar dalam dunia binatang. Namun ia memiliki sifat iri hati, dengki dan licik mengadu domba. Adalah Prabu Singa dan Prabu Lembu yang sangat bijaksana dalam memimpin, dan kehidupan dunia binatang di tengah hutan sangatlah tentram,  aman dan nyaman. Persahabatan keduanya mengubah pola hidup, Prabu Singa yang dulunya memakan daging kini beralih makan rerumputan termasuk seluruh penghuni hutan memakan rerumputan sebagai makan pokok, tak terkecuali kaum anjing dibawah pimpinan Sambada. Kondisi ini tidak menguntungkan, sehingga Sambada merangkai daya, Prabu Singa dan Prabu Lembu diadu domba. Dengan harapan ketika keduanya bertarung akan timbul banyak korban dan daging korban melimpah. Oleh Sambada, pemimpin hutan diadu domba hanya untuk kepentingan pribadinya dan merugikan banyak pihak. Pragmentari ini sebagai penata tari A. A. Gede Agung Rahma Putra, Penata Iringan I Wayan Widya, Penata Gerong dan Pedalangan, I Wayan Griya dan I Nyoman Wija Widastra Akah Canging. 
       Selain pragmentari, Sekaa Gong Jong Kumara SMPN 2 Mengwi mengawali penampilannya dengan mambawakan Tabuh Kreasi Pepanggulan "Geni Ngabar". Tabuh ini menggambarkan indahnya rangkaian semangat dan interaksi sosial masa kanak-kanak diungkap dalam bentuk karya seni karawitan bali "Geni Ngabar", yaitu cetusan ide bercerita tentang pesan semangat masa kanak-kanak kayaknya api yang berkobar, panas namun menerangi dalam keceriaan. Sebagai penata tabuh, I Made Aristanaya, pembina tabuh Putu Tiodore Adibawa, I Gede Eka Purnama Saputra, Agus Eko Sattvika dan I Made Putra Aryasa. 
       Tarian yang dibawakan yaitu Legong Kuntul dan Tari Rejang Padupan. Legong Kuntul ini penciptanya menangkap keindahan sosok burung kuntul dengan geraknya yang eksotik kemudian diwujudkan dalam karya seni tari bali. Pakem legong dipilihnya untuk mengesankan keagungan cara pandang penciptanya menangkap keindahan burung kuntul bergerak dan bercengkrama di tengah persawahan. Lengong Kuntul adalah maha karya tari Bali yang kental dengan nilai eksotik sosok burung kuntul. Pembina tari Ni Nyoman Budawati, pembina iringan I Made Swartika, I Nyoman Mariana, Ngurah Sutanaya dan I Ketut Budiasa. 
       Sementara Tari Rejang Padupan, beranjak dari ritual persembahan dan memendak turunnya Ida Sanghyang Widhi Wasa yang dituangkan dalam gerak tari sederhana. Dupa sebagai wujud unsur api sebagai lambang Dewa Agni, yang bermakna sebagai perantara menghubungkan pemuja dengan yang dipuja sebagai pembasmi segala roh jahat dan sebagai saksi upacara. Penata tari I Gede Parwata dan Ni Gusti Ayu Priyanti, penata iringan I Ketut Gede Rudita, pembina iringan A. A. Gede Lanang Ambara dan Agus Andi Pastika Putra.

Caption:

Bupati Giri Prasta bersama Wabup Suiasa berikan dukungan kepada Sekaa Gong Jong Kumara SMPN 2 Mengwi sebagai duta Kabupaten Badung pada Parade Gong Kebyar Anak-Anak, PKB Bali ke-40, Rabu (4/7) malam lalu di Ardha Candra, Art Center, Denpasar.