Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung menggelar Workshop Perencanaan Berbasis Data (PBD) jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai upaya meningkatkan tata kelola dan mutu pendidikan di Kabupaten Badung.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 13–14 November 2025 ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Pendidikan SMP Disdikpora Badung, I Nyoman Agus Satwika Ariada, ST, mewakili Kepala Disdikpora Badung di Hotel Made Bali, Sempidi, Kamis (13/11/2025).

Workshop diikuti oleh Kepala SMP Negeri dan Swasta, Bendahara BOSP, Pengawas Sekolah se-Kabupaten Badung serta Operator Markas Dinas.

Dalam sambutan Kepala Disdikpora Badung yang dibacakan oleh Kabid Pendidikan SMP, Satwika Ariada menyampaikan bahwa pelaksanaan workshop ini memiliki makna strategis dalam upaya meningkatkan tata kelola serta mutu pendidikan di Badung.

“Rapor pendidikan merupakan instrumen penting yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan sebagai diagnostic tool untuk membantu satuan pendidikan mengenali capaian dan tantangan mutu pendidikan berdasarkan data yang akurat dan terintegrasi,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, Kadisdikpora berharap para peserta dapat memahami secara mendalam bagaimana penerapan Perencanaan Berbasis Data (PBD) digunakan dalam menyusun program kerja sekolah, Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), serta strategi peningkatan kualitas pembelajaran agar lebih tepat sasaran.

Lebih lanjut dijelaskan, pelaksanaan workshop ini juga disinergikan dengan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP), baik internal maupun eksternal.

“Sistem penjaminan mutu menjadi payung dalam memastikan bahwa setiap perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan berjalan sesuai standar nasional pendidikan, serta dilakukan evaluasi berkelanjutan melalui siklus penjaminan mutu: pemenuhan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan,” jelasnya.

Kabid Pendidikan SMP Disdikpora Badung, I Nyoman Agus Satwika Ariada, menambahkan bahwa melalui workshop ini pihaknya mendorong setiap sekolah untuk melakukan perencanaan kegiatan melalui Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS) tahun 2026 dengan berbasis pada data riil sekolah.

“Data-data tersebut bersumber dari Rapor Pendidikan. Dari sana dapat terlihat kekurangan dan kebutuhan masing-masing sekolah, sehingga kegiatan bisa difokuskan secara tepat. Selain itu, peserta juga akan berdiskusi dengan narasumber dari Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) terkait acuan penyusunan ARKAS,” terangnya.

Ia juga menekankan pentingnya penyamaan persepsi terkait penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), agar setiap kegiatan yang direncanakan benar-benar efektif, efisien, dan sesuai kebutuhan sekolah berdasarkan data rapor pendidikan.

“Tujuan akhirnya agar perencanaan kegiatan sekolah tidak hanya mengikuti rutinitas, tetapi benar-benar berangkat dari kebutuhan nyata yang memang dari dalam data,” pungkas Satwika.