<p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">SEDANG-16/2/2020</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Pada hari Minggu, tiga hari sebelum hari Suci Galungan diperingati sebagai hari Penyekeban, warga Desa Sedang juga melakukan Penyekeban dengan membuat tape.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Hari Redite, Paing, Wuku Dungulan, atau tiga hari sebelum Galungan. Turunnya Sang Bhuta Galungan yang menggoda manusia untuk berbuat adharma. Galung dalam Bahasa Kawi artinya perang, Bhuta Galungan adalah sifat manusia yang ingin berperang atau berkelahi. Manusia agar menguatkan diri dengan memuja Bhatara Siwa agar dijauhkan dari sifat yang tidak baik itu. Secara simbolis masyarakat Desa Sedang khususnya bagi kaum ibu-ibu memeram buah-buahan dan membuat tape artinya nyekeb (mengungkung/ menguatkan diri).</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Jero Bendesa Desa Adat Sedang Ir. I Made Bujastra mengatakan &quot; kegiatan ini memang harus dilakukan agar masyarakat tau akan pentingnya makna dari rahina Penyekeban tersebut &quot;, imbuhnya.(002/KIMSDG)</span></p>
PENYEKEBAN GALUNGAN
16 Feb 2020