<p style="text-align: justify;"> &nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">SEDANG - 13/2/2020</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Dalam masyarakat Bali sikap gotong royong tercermin dalam tradisi Nguopin. Tradisi nguopin berarti saling membantu keluarga yang sedang mengadakan kegiatan / upacara keagamaan, Tradisi saling membantu ini dilakukan oleh kaum laki - laki / perempuan dalam suatu lingkungan Banjar. Demikian juga dengan masyarakat yang berada di Desa Sedang, Abiansemal, Badung, khususnya bagi yang beragama Hindu. Yang menariknya adalah masyarakat menerapkan sistem gotong royong&nbsp; (nguopin) dan ikatan masyarakat untuk saling membantu. Bantuan yang diberikan berupa tenaga untuk membuat upakara atau banten yang akan digunakan pada saat upacara berlangsung. Seperti upacara keagamaan, upacara perkawinan, upacara potong gigi, odalan di Sanggah / Merajan dan lain-lain.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Tradisi nguopin yang masih eksis hingga sekarang memang beralasan. Umat Hindu menggunakan upakara dalam jumlah yang tidak sedikit pada setiap upacara. Keluarga yang akan melakukan upacara tersebut pasti akan kewalahan. Tradisi nguopin ini sangat membantu ketika ada keluarga yang akan mengadakan upacara tertentu.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Bendesa Adat Sedang Ir. I Made Bujastra mengatakan &quot;dengan adanya tradisi ini, kewajiban upakara yang harus diselesaikan dapat dipenuhi. Tentu saja dalam waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan mengerjakannya seorang diri. Tak hanya itu, hubungan antar keluarga dan antar tetangga akan semakin erat. Tradisi nguopin dan juga tradisi sejenis seperti ngayah dan mebat sangat penting untuk dipertahankan&quot;,&nbsp;ungkapnya. (004/KIMSDG)</span></p>
Tradisi Nguopin Yang Masih Dipertahankan di Desa Sedang
13 Feb 2020