<p style="text-align: justify;"> &nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">SEDANG - 16/3/2019</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Di dalam agama Hindu dikenal adanya berbagai usaha atau media untuk mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Salah satu dari usaha atau media itu adalah melalui pelaksanaan hari-hari raya keagamaan. Di antara demikian banyak hari-hari raya Hindu, satu di antaranya adalah hari untuk memuja keagungan Ida Sang Hyang Widi Wasa melalui pemeliharaan atas ciptaan-Nya berupa binatang ternak atau peliharaan. Umat Hindu di Bali menyebut hari itu adalah hari Tumpek Kandang atau Hari Tumpek Uye, yakni jatuh pada hari Sabtu Kliwon Wuku Uye (16/3) menurut perhitungan kalender Bali-Jawa. Hari ini datang setiap enam bulan (210 hari) sekali.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Pada saat Tumpek Kandang, hewan khususnya ternak dibuatkan otonan. Dalam prosesi ritual itu umat memohon ke hadapan Ida Sang Hyang Widi agar ternak peliharaannya diberkati kerahayuan. Perayaan Tumpek Uye/Tumpek Kandang&nbsp; mengandung makna bahwa umat hendaknya mengembangkan kasih sayang kepada semua makhluk ciptaan-Nya.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">I Gusti Ngurah Suarnawa, S.Pd selaku Sekretaris Desa Sedang mengatakan &quot;Tradisi Tumpek Kandang itu bermakna memberikan kesucian terhadap binatang, khususnya yang dipelihara masyarakat, agar mampu memberikan kesejahteraan bagi umat manusia&quot;, tuturnya. (004/KIMSDG)</span></p>
Memuliakan Binatang Pada Saat Tumpek Kandang
16 Mar 2019