<p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">SEDANG &ndash; 9/3/2019</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Sampai saat ini tradisi Mebat khususnya di Desa Sedang, Abiansemal masih tetap untuk dilestarikan oleh masyarakat.Mebat adalah tradisi kebersamaan laki-laki Bali dalam penyelenggaraan hidangan - hidangan dan persiapan untuk upacara keagamaan. Biasanya warga di Desa Sedang, Abiansemal, Badung berkumpul untuk membawa sebuah pisau agak besar yang dinamakan blakas / golok untuk proses mebat dan waktu pelaksanaan mebat biasanya pada hari H dini hari.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Salah satu warga di Desa Sedang, Made Widana mengatakan &quot;mebat itu bagaimana mengolah makanan menu Bali, seperti sate, lawar sayur ares dan memasak nasi dengan bumbu yang pas sesuai aturannya tanpa bahan penyedap tambahan. Tradisi ini memang sudah ada sejak dulu dan dilaksanakan secara turun temurun oleh warga&rdquo;, ungkapnya.&nbsp;</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Sekretaris Desa Sedang I Gusti Ngurah Suarnawa, S.Pd saat ditemui di tempat terpisah mengatakan &quot;kegiatan mebat bertujuan untuk memupuk rasa gotong royong, kebersamaan dan rasa persaudaraan karena dampak dari dunia modern dan perkembangan jaman IT &quot;, tuturnya. (004/KIMSDG)</span></p>
Pertahankan Tradisi Sekaligus Memupuk Rasa Gotong Royong
09 Mar 2019