<div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">SEDANG - 6/3 /2019&nbsp;</span></div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Ogoh-ogoh adalah perwujudan Bhuta Kala atau roh jahat yang suka mengganggu manusia. Biasanya, Bhuta Kala disimbolkan sebagai raksasa dengan wajah dan tubuh menyeramkan. Oleh karena itu, ogoh-ogoh yang dibakar bermakna pemusnahan segala hal buruk dan kejahatan di dunia. Selain menyerupai raksasa, ogoh-ogoh juga sering disimbolkan dalam bentuk hewan mitologi, seperti garuda dan naga.</span></div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Di Desa Sedang Ogoh-ogoh diarak pada saat Tawur Agung Kesanga atau biasa dikenal dengan nama pengerupukan yang dimulai pada pukul 19.00 Wita. Esensi dari malam pengerupukan adalah mengusir Bhuta Kala dengan bunyi-bunyian gaduh yang dibuat dengan membunyikan kentongan, mengibarkan api, dan lain-lain.&nbsp;</span></div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Sekretaris Desa Sedang I Gusti Ngurah Suarnawa, S.Pd mengatakan &quot;Semua keriuhan yang dibawa oleh ogoh-ogoh akan berakhir pada malam pengerupukan. Keesokan harinya, tibalah Hari Raya Nyepi dimana seluruh umat Hindu melakukan penyepian yang terdiri dari amati geni (tidak menyalakan api), amati karya(tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan)&quot;, tuturnya. (004/KIMSDG)</span></div>
Keseruan Malam Pengrupukan, Setiap Stt Tampilkan Kreativitasnya
06 Mar 2019