| Desasedang Badung

<span style="line-height: 115%; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">SEDANG - 08/02/19 <span style="background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">Terlihat masyarakat sedang melakukan persembahyangan terkait piodalan di Pura Batur Banjar Adat Kauripan yang bertepatan dengan hari Tumpek Krulut.  <span style="background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">Tumpek Krulut merupakan rerahinan (hari raya) yang jatuh setiap 210 hari atau enam bulan sekali. Rerahinan ini dilaksanakan setiap Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Krulut. Tumpek Krulut ini merupakan hari raya untuk pemujaan gambelan, atau lebih tepatnya memuja Bhatara Iswara.  <span style="background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;">Sekretaris Desa Sedang I Gusti Ngurah Suarnawa, S. Pd mengatakan "kata krulut dalam Tumpek Krulut berasal dari kata lulut yang artinya kasih sayang. Kasih sayang tersebut diwujudkan dalam bentuk keindahan suara gambelan. Namun, jika Tumpek Krulut ini dikaitkan dengan hari valentine-nya Bali, saya kurang setuju. Walaupun generasi muda sekarang haus merayakan valentine, tapi menurut saya, jangan sampai mengaitkan hari suci dengan valentine. Valentine ya tetap tanggal 14 Februari, jangan mengaitkan hari suci dengan valentine," imbuhnya. (006/KIMSDG)