<div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">SEDANG - 18/1/2019&nbsp;</span></div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala.&nbsp;</span><span style="font-size: 14px;">Dalam pembuatan ogoh-ogoh tersebut, dilarang untuk tidak menggunakan styrofoam, gabus atau spons karena selain menjaga budaya, pada saat proses mengulat tiing (bambu) tercermin sifat gotong royong.&nbsp;</span></div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Di Desa Sedang, Abiansemal, Badung larangan penggunaan gabus atau Styrofoam didukung oleh seluruh STT dalam pembuatan ogoh-ogoh menjelang Hari Raya Nyepi, (7/3). Styrofoam maupun spons mengandung bahan berbahaya untuk kesehatan. Selain itu, kedua bahan tersebut tidak dapat terurai oleh bakteri yang ada di dalam tanah, sehingga penggunaanya perlu diminimalisir.&nbsp;</span></div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Sekretaris Desa Sedang I Gusti Ngurah Suarnawa, S.Pd mendukung larangan penggunaan gabus atau Styrofoam dalam pembuatan ogoh-ogoh di Desa Sedang, banyak inovasi bahan ramah lingkungan yang dapat digunakan seperti ulat-ulatan, koran bekas,bambu, guwungan dan bahan lainya. Selain itu, dengan adanya penggunaan bahan ramah lingkungan tentunya secara langsung akan berdampak pada maksimalnya peran STT dalam pembuatan ogoh-ogoh, rasa gotong royong pun dapat dirasakan, tuturnya. (004/KIMSDG)</span></div>
Dilarang!!! Penggunaan Styrofoam dalam Pembuatan Ogoh-ogoh
18 Jan 2019