<div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">SEDANG - 19/12/2018&nbsp;</span></div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Penjor adalah sebatang bambu utuh dari pangkal hingga ujung yang dihias dengan pucuk enau atau janur yang diukir. Pada batang bambu tersebut juga digantungkan berbagai jenis hasil bumi yakni padi, pala bungkah (umbi-umbian), pala gantung (kelapa, mentimun, pisang, nanas), pala wija (jagung), kue dan tebu. Pada ujung bambu, digantungkan sampyan, yakni sebuah rakitan janur berbentuk seperti cupu dengan beraneka bunga dan porosan di dalamnya.</span></div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Penjor merupakan sarana upacara yang biasanya ditancapkan di depan rumah penganut Hindu di Bali terutama pada Hari raya Galungan &ndash; Kuningan. Penjor juga menjadi kelengkapan pada upacara-upacara besar di Pura. Sebagai sarana upacara, penjor dilengkapi dengan lamak, yaitu semacam taplak panjang dari daun enau yang dirajut dengan lidi bambu. Penjor juga dilengkapi dengan Sanggah yaitu rajutan bambu berbentuk bujur sangkar dengan atap melengkung (oval).</span></div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Salah satu warga di Desa Sedang I Nyoman Widana mengatakan &quot;Penjor juga menggambarkan sosok sepasang naga pemberi keselamatan (Naga Basuki) dan pemberi kehidupan (Naga Ananta Bhoga) yang merupakan simbol personifikasi dari Pertiwi atau tanah. Jadi, pemasangan penjor dimaksudkan sebagai wujudkan rasa bakti dan ucapan berterima kasih kepada Tuhan atas kemakmuran yang dilimpahkanNya&quot;, ungkapnya. (004/KIMSDG)</span></div>
Penjor, Ungkapan Syukur atas Kehidupan
19 Dec 2018