<p> &nbsp;</p> <div dir="auto" style="color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; "> <p dir="ltr" style="text-align: justify; "> <span style="font-size: 14px; ">SEDANG - 17/10/2018&nbsp;</span></p> <p dir="ltr" style="text-align: justify; "> <span style="font-size: 14px; ">Pagerwesi artinya pagar dari besi. Yang melambangkan suatu perlindungan yang kuat.&nbsp;Hari raya Pagerwesi sering diartikan oleh umat Hindu sebagai hari untuk memagari diri yang dalam bahasa Bali disebut magehang awak.</span></p> <p dir="ltr" style="text-align: justify; "> <span style="font-size: 14px; ">Hari raya Pagerwesi di hari Rabu (17/10/2018), yang dapat diartikan sebagai suatu pegangan hidup yang kuat bagaikan suatu pagar dari besi yang menjaga agar ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah digunakan dalam fungsi kesucian, dapat dipelihara, dan dijaga agar selalu menjadi pedoman bagi kehidupan umat manusia selamanya.</span></p> <p dir="ltr" style="text-align: justify; "> <span style="font-size: 14px; ">I Gusti Ngurah Suarnawa, S.Pd selaku Sekretaris Desa Sedang mengatakan &quot;<em>Sanghyang Pramesti Guru yang menjadi tujuan utama dilakonkannya upacara Pagerwesi ini ialah manifestasi Tuhan yang dipercaya merupakan gurunya manusia dan alam semesta.&nbsp; Pada saat itu umat hendaklah ayoga semadhi, yakni menenangkan hati serta menunjukkan sembah bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi</em>&quot;, ungkapnya.</span></p> <p dir="ltr" style="text-align: justify; "> <span style="font-size: 14px; ">&quot;<em>Pagerwesi juga termasuk rerainan gumi, artinya hari raya untuk semua masyarakat</em>&quot;, imbuhnya. (004/KIMSDG)&nbsp;</span></p> <div> &nbsp;</div> </div>
Hari Pagerwesi, Momentum Penyucian Diri
17 Oct 2018