<p style="text-align: justify;">  </p> <p style="text-align: justify;"> Beberapa pecan dan hari terakhir ini Bali dan NTB beberapa kali diguncang gempa bumi, terakhir tercatat gempa terjadi hari ini pukul 22.56 WITA dengan kekuatan 7.0 SR, menurut data resmi dari BMKG.</p> <p style="text-align: justify;"> Di pulau Bali, khususnya di desa Sedang, ada sebuah kebiasaan yang dilakukan orangtua terdahulu dalam menghadapi satu kejadian gempa bumi. Kebiasaan yang juga merupakan cara tradisional itu, antara lain adalah kebiasaan memukul kentongan atau kulkul, kebiasaan menaburkan abu pada telur yang baru dieram oleh sang induk ayam, dan juga kebiasaan mengucapkan kata “idup-idup” secara berulang-ulang.</p> <p style="text-align: justify;"> Ada beberapa alasan kenapa memukul kentongan, salah satunya adalah karena adanya bahaya bencana. Dan gempa bumi sebagai bagian penyebab terjadinya sebuah bencana, tentu saja tak luput dari perlakuaan memukul pentongan ini.</p> <p style="text-align: justify;"> I Gusti Ngr Suarnawa S.Pd, selaku sekretaris desa Sedang menjelaskan, Kentongan dipukul dengan tujuan agar banyak warga yang mendengar menjadi lebih waspada terhadap kondisi serta cuaca yang ada. Lain dari itu, kentongan juga menjadi kode ataupun tanda pemberitahuan, sekiranya memang telah terjadi sebuah bencana. Dan sebagai tanda pemberitahuan satu bencana, maka pemukulan kentongan dilakukan dengan ketukan satu-satu dengan ritme yang cepat serta keras, jelasnya. (005/KIMSDG)</p>
Fungsi Kentongan atau Kukul saat terjadi Gempa Bumi Bagi masyarakat Bali
20 Aug 2018