<p style="text-align: justify;">  </p> <p style="text-align: justify;"> Sedang-19/07/2018 Memberi mereka kebebasan berbeda maksudnya dengan membuang atau membiarkan mereka terlantar. Inilah yang disalah-artikan oleh kebanyakan masyarakat. Dibalik kebebasan tersebut, anjing tetaplah hewan domestik. Yang artinya tidak bisa hidup tanpa adanya manusia. Dengan membuang/menelantarkan mereka, tidak saja merugikan anjing itu sendiri. Tetapi juga akan berimbas ke kehidupan manusia</p> <p style="text-align: justify;"> Anjing Bali memiliki tempat khusus dalam budaya lokal masyarakat Bali. Seperti tertulis dalam cerita pewayangan, saat seekor anjing menemani Yudistira ke gerbang surga. Orang Bali kuno juga membuat standarisasi yang jelas untuk anjing Bali dari sifat dan fungsinya dalam kehidupan manusia. Apakah mereka akan menjadi anjing penjaga yang professional, menjadi anjing yang nakal, atau akan menjadi anjing yang pemalas ( tertulis dalam Lontar Carcan Asu dan perhitungan Paksa/Jaya/Guna/Ketek/Kiul).</p> <p style="text-align: justify;"> I Gusti Ngurah Suarnawa S.Pd Mengungkapkan, Sebelum memulai berfikir untuk mengadopsi hewan peliharaan khususnya anjing atau kucing pikirlah terlebih dahulu secara matang, memelihara sama dengan kita menjaga satu nyawa lagi, banyak dari masyarakat yang memelihara binatang salah satunya anjing ataupun kucing apabila beranak maka akan dibuang sembarang, baik dalam keaadan baru dilahirkan karena rasa bosan ataupun ketidak mampuannya dalam memelihara, tentu hal ini bukan menjadi jalan keluar terbaik dan bukan penyelesaian, sebaiknya bawalah anjing ataupun kucing ke penampungan hewan terdekat, dengan menelantarkan begitu populasinya bukan mustahil akan membludak tanpa control maka dari itu mari STOP membuang kucing ataupun anjing, ungkapnya. (005/KIMSDG)</p>
Membuang dan menelantarkan Bukanlah Penyelesaian, STOP terlantarkan Anjing ataupun kucing !
19 Aug 2018