<p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">SEDANG – 24/07/2018</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Bunga pacar air merupakan komoditas yang paling banyak di budidayakan di Desa Sedang ini, terlebih lagi karena di desa sedang sendiri merupakan sebagian besar profesinya sebagai petani, Jadi tak heran jika bunga pacar air memiliki produksi yang tinggi dan banyak peminatnya.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Akibat produksi yang tinggi dengan diiringi dengan harga jual yang rendah, membuat beberapa petani setempat tidak bisa menjualnya sampai habis. Selain itu, bunga pacar yang terlalu lama didiamkan akan menjadi busuk. Oleh karena itu, bunga pacar yang tidak laku terjual dan busuk akhirnya dibuang percuma.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Menurut keterangan petani setempat, sebut saja Jik Tantri mengungkapkan, “<em>biasanya bunga pacar yang tidak laku, kadang diberikan ke tetangga dan beberapa digunakan untuk keperluan mebanten. Tetapi ada juga yang kadang membuangnya dengan percuma seperti ini”, </em>ungkapnya saat dimintai keterangan di Sawah Subak Mereman, Selasa (24/7).</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Sekretaris Desa Sedang I Gusti Ngurah Suarnawa, S.pd mengatakan, “<em>untuk mengatasi hal tersebut, petani bunga pacar harus membatasi penanaman bunga pacar air dalam jumlah banyak, selain itu untuk bunga pacar yang belum laku dan produksi yang tinggi, cobalah menjualnya di beberapa pasar yang membutuhkan dengan harga jual yang menyesuaikan agar bisa terjual dan tidak dibuang percuma. Apalagi membuangnya di tempat yang sembarangan, itu justru akan merusak lingkungan sekitar dan menimbulkan aroma bau busuk yang menyengat</em>”, paparnya. (001/KIMSDG)</span></p>
Harga Jual yang Rendah dan Produksi yang tinggi, Bunga Pacar Merah Terbuang Percuma
25 Jul 2018