<p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">SEDANG – 24/07/2018</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Perbedaan keyakinan tidak menjadi sebuah masalah untuk ibu yang satu ini, ia justru bisa memanfaatkan peluang dengan wirausaha canang ceper. Karena yang kita ketahui, mayoritas penduduk di bali adalah beragama hindu yang banyak memerlukan sarana seperti canang untuk mebanten setiap harinya, jadi usaha ini sangat tepat digeluti.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Ibu ini biasanya akrab dipanggil, Buk Niko (39) asal Banyuwangi yang merantau ke bali bersama suaminya. Sebelum menggeluti usaha ceper ini, beliau sempat menjadi buruh harian dengan bekerja memetik bunga setiap harinya.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Karena sekarang sudah memiliki seorang anak, jadi ibu ini berhenti menjadi buruh harian dan memulai usaha ceper sejak saat itu. Ia mengatakan, “<em>Awalnya sempat bingung juga mencari pekerjaan, karena kesibukan mengurus anak. Saat itu suami menyarankan untuk membuat canang ceper untuk dijual ke orang bali, karena setiap hari dia melihat orang bali selalu menghaturkan canang. dari sana saya sudah berfikir untuk membuat usaha canang ceper</em>”, ungkapnya saat ditemui di kosnya di Jalan Babakan, Selasa, (24/7).</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Canang ceper yang biasa dibuat dipatok dengan harga sebesar Rp11.000 yang isinya 50 biji dalam 1 ikat membentuk lingkaran. Jika pada saat hari suci atau hari raya besar lainnya, harga ceper bisa melonjak dari harga normal. Harga ceper yang mulanya Rp11.000 bisa menjadi Rp.20.000 per 1 ikat. Jadi tak heran usaha ini sangat menguntungkan.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">I Gusti Ngurah Suarnawa, S.pd selaku Sekretaris Desa Sedang berpendapat, “<em>Kegiatan usaha ceper ini bisa dijadikan contoh, karena dalam era globalisasi ini, persaingan semakin ketat dan susahnya mencari pekerjaan. Jadi kita harus bisa melihat peluang dengan baik dan bisa mengembangkan ide yang kreatif</em>”, paparnya. (001/KIMSDG)</span></p>
Berbeda Keyakinan Bukanlah Masalah, Buk Niko Tangkap Peluang Melaui Usaha Ceper
25 Jul 2018