<p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">SEDANG - 24/7/2018 </span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Pulau Bali memiliki aneka raga jenis kesenian, mulai seni pertunjukan hingga seni yang bersifat sakral. Salah satu jenis seni sakral yang dimiliki adalah tari Sanghyang Jaran, seperti yang ditampilkan di Pura Dalem Solo Desa Sedang, Abiansemal, Badung. </span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Dalam atraksi tari Sanghyang Jarang, sejumlah pria terlihat menendang bara api batok kelapa yang ada di tengah arena. Tak hanya ditendang, bara api panas juga diinjak-injak. Semua penari pria yang tampil dalam kondisi tidak sadar /kesurupan roh jaran atau kuda. Mereka berlari sambil menginjak atau memainkan bara api, bara api sangat panas, tetapi tidak satupun penari yang mengalami luka bakar.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Saat menari, penari diiringi kidung Sang Hyang Jaran yang dinyanyikan oleh sejumlah masyarakat. Tari ini diawali dengan ritual nusdus, yakni upacara penyucian medium dengan asap maupun api. Proses selanjutnya adalah masolah, di mana para penari yang sudah kemasukan roh kuda mulai menari.</span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Bendesa Adat Sedang Ir. Made Bujastra mengatakan "<em>Tari Sang Hyang Jaran digolongkan tari sakral karena hanya digelar pada saat-saat tertentu, seperti saat terjadi wabah penyakit. Bagi masyarakat Hindu Bali, tari ini dipercaya bisa menolak berbagai jenis roh jahat hingga wabah penyakit</em>", tuturnya. (004/KIM SDG)</span></p>
Tarian Sang Hyang Jaran merupakan Tari Sakral Yang Terdapat di Desa Sedang
24 Jul 2018