<p> <span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">SEDANG - 15/07/18</span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;" /> <br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;" /> <span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">Menyebut soal kidung, rupanya tak semua orang tahu apa arti dan maknanya hingga dibandingkan dengan alunan azan. Dalam Babad Bali, kidung merupakan seni suara dan karawitan di Bali yang awalnya berasal dari Jawa abad XVI sampai XIX.</span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;" /> <br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;" /> <span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">Kesenian ini dikelompokan dalam sekar madya yang meliputi jenis-jenis lagu pemujaan, umumnya dinyanyikan dalam kaitan upacara, baik upacara adat maupun agama. Seperti yang dilakukan oleh Pekak Surya dan Dadong Eka saat Piodalan di Pura Batur, Banjar Kauripan, Desa Sedang.</span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;" /> <br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;" /> <span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;">  Bendesa Adat Sedang Ir. Made Bujastra menghimbau agar masyarakat ikut melestarikan kesenian 'Kidung', karena saat ini sangat sedikit peminat kidung yang ada di Desa Sedang supaya ada generasi penerus untuk selanjutnya,"ungkapnya". (006/KIMSDG)</span></p>
"KIDUNG" Nyanyian Bali Spiritual
16 Jul 2018