<div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">SEDANG-9/7/2018</span></div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Orang bali dalam ritual keagamaan sering sekali menggunakan daun pandan. Namun </span><span style="font-size: 14px;">secara pasti kita tidak tahu mengapa kita memakai daun pandan berduri. Nah, menurut cerita zaman </span><span style="font-size: 14px;">dulu, bahwa di bali ada kepercayaan bahwa daun pandan berduri itu depercaya dapat menetralisir </span><span style="font-size: 14px;">kekuatan-kekuatan negatif di sekitarnya.</span></div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Banyak kita lihat daun pandan di gunakan pada ogoh-ogoh yang belum selesai di upacarai, pada ogoh- </span><span style="font-size: 14px;">ogoh di taruh sepotong daun pandan berduri. Begitupun pada bangunan-bangunan yang belum di </span><span style="font-size: 14px;">upacarai (di pelaspas) yang tujuannya adalah agar tempat-tempat tersebut tidak dimasuki oleh </span><span style="font-size: 14px;">kekuatan-kekuatan negatif. Dahulu, orang-orang bali sering menanam pohon pandan berduri di </span><span style="font-size: 14px;">sekeliling pagar rumah. dan sekali lagi tujuannya adalah untuk menetralisir kekuatan negatif yang akan </span><span style="font-size: 14px;">masuk ke pekarangan kita. </span><span style="font-size: 14px;">pada sasih ke-enem (bulan ke enam kalender bali) masyarakat bali sering mengadakan ritual dimana </span><span style="font-size: 14px;">menaruh daun pandan berduri di sekeliling rumah, baik itu di sanggah, di kamar, dan di pekarangan. </span><span style="font-size: 14px;">karena dipercaya pada bulan-bulan itu sering terjadi penyakit atau gerubug. maka masyarakat bali </span><span style="font-size: 14px;">menaruh daun pandan berduri.</span></div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Menurut pandangan I Gusti Ngurah Suarnawa, S.Pd selaku Sekretaris Desa Sedang, ia mengatakan </span><span style="font-size: 14px;">bahwa “kepercayaan orang tua zaman dahulu pasti ada alasan, maksud, dan tujuan, tidak sembarangan </span><span style="font-size: 14px;">membuat mitos-mitos atau semacamnya, kita selaku penerus di masa sekarang boleh percaya atau </span><span style="font-size: 14px;">tidak asalkan masih menghormati segala petuah yang diturunkan”, pungkasnya.(005/KIMSDG)</span></div>
Mitos Daun Pandan Berduri Sebagai Penangkal Leak, Benarkah?
09 Jul 2018