<div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">SEDANG-9/7/2018 </span></div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Kajeng Kliwon adalah peringatan hari turunnya para bhuta untuk mencari orang yang </span><span style="font-size: 14px;">tidak melaksanakan dharma agama dan pada hari ini pula para bhuta muncul menilai manusia yang </span><span style="font-size: 14px;">melaksanakan dharma.</span></div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Rerainan Kajeng kliwon diperingati setiap 15 hari sekali yang pada saat itu kita menghaturkan segehan </span><span style="font-size: 14px;">manca warna sebagaimana yang disebutkan dalam mitologi kajeng kliwon. Dalam mitologi tersebut juga </span><span style="font-size: 14px;">dijelaskan maksud dan tujuan menghaturkan segehan manca warna ini yang merupakan perwujudan </span><span style="font-size: 14px;">bhakti dan sradha kita kepada Hyang Siwa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) yang telah mengembalikan </span><span style="font-size: 14px;">(Somya) Sang Tiga Bhucari. </span><span style="font-size: 14px;">Dengan segehan tersebut, kita telah mengembalikan keseimbangan alam niskala dari alam bhuta </span><span style="font-size: 14px;">menjadi alam dewa (penuh sinar), sedangkan Sekalanya kita selalu berbuat Tri Kaya Parisudha, dan </span><span style="font-size: 14px;">Niskalanya menyomyakan bhuta menjadi dewa dengan harapan dunia ini menjadi seimbang.</span></div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Sehingga pada saat kajeng kliwon, dalam babad bali disebutkan agar dapat melaksanakan upacara </span><span style="font-size: 14px;">yadnya yang hampir sama dengan upacara Keliwon biasanya, hanya saja segehan-segehannya </span><span style="font-size: 14px;">bertambah dengan nasi-nasi kepel lima warna. </span><span style="font-size: 14px;">Tetabuhannya adalah tuak / arak berem. Di bagian atas, di ambang pintu gerbang (lebuh) harus </span><span style="font-size: 14px;">dihaturkan yaitu, canang burat wangi, dan canang yasa. Semuanya itu dipersembahkan kepada Ida Sang </span><span style="font-size: 14px;">Hyang Durgha Dewi. Di bawah / di tanah dihaturkan segehan, dipersembahkan kepada Sang Tiga</span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;"> :Sang Butha Bucari, Sang Kala Bucari, dan Sang Durgha Bucari.</span></div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Sekretaris Desa Sedang I Gusti Ngurah Suarnawa,S.Pd menyatakan “dengan adanya peringatan dan </span><span style="font-size: 14px;">upacara yadnya pada hari kajeng kliwon ini, dengan harapan bahwa baik secara sekala maupun niskala </span><span style="font-size: 14px;">dunia ataupun alam semesta ini tetap menjadi seimbang”, ungkapnya. (005/KIMSDG)</span></div>
Makna Dibalik Kajeng Kliwon Dan Jenis Jenis Persembahan Saat Kajeng Kliwon
09 Jul 2018