<div style="text-align: justify;"> SEDANG-8/7/2018</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Perletakan, makna dan fungsi patung terus mengalami perkembangan. Patung yang biasanya ada di Pura dan Puri kini merambah ke pemukiman masyarakat. Contoh paling mudah dijumpai adalah penempatan patung pada pintu masuk kori atau angkul-angkul.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Angkul-Angkul atau sering juga disebut pemedal/kori yang merupakan salah satu bentuk pemesuan (pimtu keluar dari pekarangan), pintu masuk utama ke pekarangan rumah adat Bali dengan berbagai ukiran dan ornament khas Bali di bagian atas maupun samping kiri-kanan.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Pada Arsitektur khas Bali sering dijumpai tokoh-tokoh pewayangan seperti Merdah dan Tualen sebagai penjaga pintu masuk kori. I Gusti Ngurah Suarnawa,S.Pd selaku sekretaris Desa Sedang berpendapat bahwa peletakan patung merdah dan tualen guna menambah keindahan rumah sah-sah saja, namun ada baiknya bila penataan yang kita lakukan diketahui nilai estetis dan filosofisnya sebagai sesuluh (cermin) dalam kehidupan. (005/KIMSDG)</div>
Merdah dan Tualen Si Penjaga Angkul-Angkul
09 Jul 2018