<p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">SEDANG- 6/7/2018 </span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Terlihat warga di Desa Sedang melaksanakan tradisi Mapeed yang dilakukan oleh peletan Desa dan Dalem, dimulai pada pukul: 17.00 Wita. Sampai saat ini ritual Mapeed masih terus dilakukan di Desa Sedang, Abiansemal,Badung,Bali. Ibu-ibu peserta Mapeed mengusung Rayunan (sesajen) dari Wantilan Desa Sedang menuju Pura Kahyangan Dalem Desa Sedang. </span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Setelah tersusun dengan rapi, Rayunan pun mulai di suun atau mengusung di atas kepala masing-masing peserta. Lalu rayunan-rayunan tersebut dibawa menuju ke pura. Sesampainya di pura, rayunan yang sudah dibawa oleh peserta kemudian disucikan oleh pemangku. Setelah pensucian dengan memercikan air suci yang disebut Tirtha, barulah persembahyangan dimulai. </span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Salah satu peserta Mapeed di Desa Sedang Buk Arik (42) mengatakan "sangat senang bisa ikut serta dalam ritual ini yang dilakukan sebagai perwujudan rasa syukur umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Dalam ritual ini peserta biasanya terdiri atas ibu-ibu rumah tangga yang menggunakan seragam berupa pakaian adat. Pada bagian rambut mereka ditata dengan sanggul. Kebaya khas Bali yang mereka gunakan pun memakai warna yang sama," ungkapnya. </span></p> <p style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 14px;">Bendesa Adat Sedang Ir. Made Bujastra sangat mengapresiasi semangat dan antusias ibuk-ibuk dari peletan Desa dan Dalem yang menyempatkan diri untuk mengikuti tradisi Mapeed ini, tuturnya. (004/KIM SDG) </span></p>
Tradisi Mapeed Yang Harus Dipertahankan
06 Jul 2018