| Desasedang Badung

SEDANG- 20/6/2018 Gebogan adalah suatu bentuk persembahan berupa susunan dan rangkaian buah buahan, jajanan dan bunga yang dikreasikan oleh umat Hindu di Bali. Jenis buah dan jajanan biasanya berinovasi mengikuti perkembangan zaman, jadi apa yang kita makan itulah yang kita persembahkan. Banten gebogan juga terlihat dari bentuknya yang menjulang seperti gunung, makin keatas makin mengerucut (lancip), dan di atasnya juga diletakkan canang dan sampiyan sebagai wujud persembahan dan bhakti kehadapan Tuhan sang pencipta alam semesta. <p dir="ltr" style="background: none 0% 0% / auto repeat scroll padding-box border-box transparent; border: 0px none rgb(94, 96, 102); color: rgb(94, 96, 102); font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; margin: 0px 0px 20px; outline-style: none; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; text-align: justify;"> Salah satu warga di Desa Sedang Buk Koming mengatakan "gebogan biasanya diusung oleh para ibu-ibu dan gadis-gadis Bali untuk dihaturkan ke pura saat upacara piodalan atau upacara dewa yadnya lainnya sebagai bentuk rasa syukur atas berkat yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa. Tinggi rendahnya Gebogan tergantung dari keiklasan dan kemampuan dari masing-masing individu membuat Gebogan, karena nilai dari sebuah Gebogan tidaklah diukur dari tinggi atau rendahnya akan tetapi <span class="fullpost" style="background: none 0% 0% / auto repeat scroll padding-box border-box transparent; border: 0px none rgb(94, 96, 102); margin: 0px; outline-style: none; outline-width: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">dari keiklasan hati dalam menunjukkan rasa syukur. Dan selebihnya merupakan bentuk pengapresiasian seni," tuturnya. (004/KIM SDG)