<div style="text-align: justify;"> SEDANG – (15/6/2018)</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Setiap desa di Bali mempunyai tata cara dalam menyampaikan ucapan rasa syukur mereka, yang dituangkan dalam bentuk Upacara / Ritual. Salah satunya adalah Upacara Mantenin.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Upacara mantenin merupakan upacara keagamaan yang dilakukan pada saat padi disimpan di lumbung atau tempat lainnya sebelum padi diolah menjadi beras untuk pertama kalinya. Upacara ini dilakukan oleh anggota subak secara perorangan / individu.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Upacara mantenin dilakukan di lumbung padi, dengan banten penyulapan dan sebagainya. Sebelum itu ada beberapa prosesi yang dilakukan sebelum memulai Upacara ini yaitu Upacara Mebiukukung. Upacara biukukung dilakukan sebelum padi dipanen, dengan membuatkan simbol dewa sri dari padi yang akan diupacarai.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Simbol tersebut kemudian dibawa pulang setelah padi dipanen. Simbol tersebut kemudian dihiasi dengan bunga yang wangi seprti bunga cempaka, kemboja dan sandat saat sebelum diupacarai. Setelah diupacarai dan sucikan dewa sri tersebut disimpan didalam lumbung padi.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> I Gusti Ayu Made Ari (42), salah satu petani Subak Dledekan yang melakukan upacara tersebut mengungkapkan, “Upacara ini harus rutin dilakukan setelah panen, dengan tujuan sebagai ucapan rasa syukur atas berkah yang dilimpahkan kepada Ida Shang Hyang Widi Wasa,” ungkapnya, Jumat (15/6/2018). (001/KIM SDG)</div>
Tumpahkan Rasa Syukur Usai Panen melalui Upacara Mantenin
16 Jun 2018