<div style="text-align: justify;"> SEDANG-Penjor adalah lambang pertiwi bhuwana agung, alam semesta kita ini dengan segala hasilnya, yang memberikan kehidupan dan keselamatan. Pertiwi atau tanah digambarkan sebagai dua ekor naga yaitu Naga Basuki dan Ananta bhoga. Selain itu juga, penjor merupakan simbol gunung, yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Hiasan-hiasan merupakan bejenis-jenis daun seperti daun cemara, andong, paku pipid, pakis aji dll. Untuk buah-buahan mempergunakan padi, jagung, kelapa, ketela, pisang termasuk pala bungkah, pala wija dan pala gantung, serta dilengkapi dengan jajan, tebu dan pis bolong, demikian pengertian dan hiasan yang digunakan dalam kutipan artikel Penjor dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia yang juga dijelaskan bahwa, tujuan pemasangan penjor di jaba pura maupun lebuh umah sebagai swadharma umat Hindu untuk mewujudkan rasa bakti dan berterima kasih kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Penjor juga sebagai tanda terima kasih manusia atas kemakmuran yang dilimpahkan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Bambu tinggi melengkung adalah gambaran dari gunung yang tertinggi sebagai tempat yang suci. Hiasan yang terdiri dari kelapa, pisang, tebu, padi, jajan dan kain adalah merupakan wakil-wakil dari seluruh tumbuh tumbuhan dan benda sandang pangan yang dikarunia oleh Hyang Widhi Wasa.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Umat Hindu di Bali pada saat hari raya Galungan pada umumnya membuat penjor. Penjor Galungan ditancapkan pada Hari Selasa / Dina Anggara wara / wuku Dungulan yang dikenal sebagai hari Penampahan Galungan yang bermakna tegaknya dharma (kebaikan). Penjor Galungan dipasang atau ditancapkan pada lebuh di depan sebelah kanan pintu masuk pekarangan. Bila rumah menghadap ke utara maka penjor ditancapkan pada sebelah timur pintu masuk pekarangan. Sanggah dan lengkungan ujung penjor menghadap ke tengah jalan. Bahan penjor adalah sebatang bambu yang ujungnya melengkung, dihiasi dengan janur/daun enau yang muda serta daun-daunan lainnya (plawa).</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Perlengkapan penjor Pala bungkah (umbi-umbian seperti ketela rambat), Pala Gantung (misalnya kelapa, mentimun, pisang, nanas dll), Pala Wija (seperti jagung, padi dll), jajan, serta sanggah Ardha Candra lengkap dengan sesajennya. Pada ujung penjor digantungkan sampiyan penjor lengkap dengan porosan dan bunga. Sanggah Penjor Galungan mempergunakan sanggah cucuk, sebagai lambang Hyang Ardha Candra yang dibuat dari bambu, dengan bentuk dasar persegi empat dan atapnya melengkung setengah lingkaran sehingga bentuknya menyerupai bentuk bulan sabit.(004/KIMSDG)</div>
Makna Penjor
27 May 2018