<div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> SEDANG- Sunari, sebuah benda terbuat dari buluh bambu yang dilobangi dengan teknik khusus, sehingga mengeluarkan suara saat diterpa angin. Sepintas, bentuk Sunari nampak seperti buluh bambu utuh menjulang tinggi. Namun, benda ini erat kaitannya dengan aktivitas dan budaya pertanian di Bali (agraris).</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Sunari konon berasal dari kata Sunar yang berarti sinar. Sesuai dengan fungsinya sinar bermakna menerangi umat manusia dalam hidup dan kehidupan. secara filosofis, suara Sunari berfungsi sebagai sarana atau peringatan agar manusia selalu ‘eling’ dan ‘ngeh’ dengan suara atau petunjuk alam. Dengan demikian, kita pun akan bisa selalu bekerjasama dan hidup bersama-sama dengan alam, baik sesama pelaku (pawongan) dan sifat-sifat alam lainnya (Bhuta Kala). “Dengan demikian, proses aktivitas dan tahapan bercocok tanam pun akan selalu selaras alam dan alami.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Suara sunari konon bisa menghalau atau mengendalikan mrana (hama) seperti burung dan hama padi lainnya. Di samping untuk seni, permainan, dan sarana pengusir hama di sawah, Sunari juga dibuat untuk kebutuhan upacara keagamaan. Sunari menjadi penting dalam setiap upacara besar keagaaman Hindu, khususnya karya yang berada pada tingkatan utama. Dalam upacara tersebut dikenal dengan Ngadegan Sunari, yang artinya mendirikan atau memasang Sunari. Dalam keyakinan Hindu, Sunari merupakan simbol Dewa Brahma, pada lengkungan terdapat kera yang merupakan simbol maruti, marut sama dengan angin, angin sama dengan asengeng yang artinya batin.(005/KIMSDG)</div>
Sunari, Penghalau Hama Sarat Makna Filosofis dan Magis
20 Jun 2018